Study Komparatif, Belajar Tidak Harus di Bangku Sekolah

  • Dec 17, 2019
  • Kalisari

Kalisari,- Study Komparatif Pemerintah Desa Kalisari, Kec. Cilongok Kab. Banyumas yang baru saja dilaksanakan, dari tanggal 14 - 15 Desember 2019. Study ini melibatkan unsur Lembaga Desa, yaitu Perangkat Desa, BPD, BUMDes dan Kelompok Sadar Wisata. Tempat yang dikunjungi adalah Desa Panggungharjo Kec. Sewon Kab. Bantul DIY, dimana desa tersebut termasuk salah satu desa terbaik di Indonesia. Apasih yang membuat Desa Panggungharjo dikunjungi dari berbagai penjuru tanah air? Hal ini tidak lepas dari inovasi yang diberikan oleh pemerintah desa dan diaplikasikan dengan baik oleh warganya. [caption id="attachment_457" align="aligncenter" width="640"] Kunjungan Study Komparatif ke Panggungharjo[/caption] Gambaran umum Desa Panggungharjo yang berpenduduk 25.727 Jiwa dengan luas wilayah 564,54 Ha, berada di Kecamatan Sewon, secara administrasi dibatasi, sebelah Utara berbatasan dengan Kota Yogyakarta, Timur berbatasan Kelurahan Bangunharjo. Selatan berbatasan dengan Desa Timbulharjo dan Pendowoharjo, serta Barat berbatasan dengan Desa Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan. Terdapat dua jalan provinsi menuju pusat pemerintahan kabupaten Bantul, yaitu jalan Bantul yang melewati pedukuhan Dongkelan dan Kweni, dan jalan Parangtritis yang melewati pedukuhan Pandes, prancak Glondong dan Cabean. Secara topografi Desa Panggungharjo merupakan daerah dataran dengan ketinggian berkisar 45 meter diatas permukaan air laut. Berdasarkan karakteristik sumber daya alamnya Desa Panggungharjo terbagi dalam 3 bagian yaitu :

  • Kawasan budi daya pertanian lahan basah yang meliputi pedukuhan Geneng, Garon, Cabean dan Ngireng-ireng.
  • Kawasan pusat pemerintahan dan perekonomian yang meliputi pedukuhan Pandes, Glondong, Sawit, Jaranan, Kweni dan Pelemsewu.
  • Kawasan aglomerasi perkotaan, yang meliputi pedukuhan Dongkelan, Glugo, Krapyak Kulon, Krapyak Wetan.
Berdasarkan hidrologi kawasan desa Panggungharjo mempunyai sumber air tanah yang cukup memadai terutama di Sorowajan pedukuhan Glugo dan Karangnongko pedukuhan Pelemsewu sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap kesuburan tanah pertanian di desa Panggungharjo. Sedangkan berdasarkan kondisi geografis, wilayah desa Panggungharjo merupakan salah satu wilayah yang berdekatan dengan kota Yogyakarta. Untuk jalur utama lalu lintas antar daerah / antar provinsi terdapat ring road (jalan lingkar) selatan yang terletak di wilayah utara desa Panggungharjo, juga jalan Bantul dan jalan Parangtritis. Dari Gambaran diatas, Desa Panggungharjo berkarakter perkotaan dengan jumlah jiwa yang luar biasa untuk ukuran Desa Kalisari, karena Desa Kalisari hanya 5.000 an di banding dengan 25.000 an jiwa. Tapi kenapa bisa mengatur dan mengelola warga yang banyak serta dengan dana desa yang tidak sebanding dengan jumlah warga? Wahyudi Anggoro, Kepala Desa Panggungharjo memulai inovasinya dimulai dari tahun 2013 dengan mulai menanamkan Budaya Bersih dan menata birokrasi, karena disamping background beliau adalah lulusan apoteker, beliau mempunyai filosofi " Partisipasi harus ada sebuah Kepercaan ", yang kemudian beliau mulai menata sampah dan mulai membangun kepercayaan bahwa ditangan warga sendiri desa bisa maju, tentunya melalui alat yaitu Pemerintahan Desa. Membuat Tempat Pengolahan Sampah, adalah salah satu sumber pemecah masalah dan yang akan menjadi sumber pemasukan desa kemudian konsep ini bertahan sampai Desa Kalisari berkunjung ke Panggungharjo. [caption id="attachment_459" align="aligncenter" width="1040"] Pemaparan Kepala Desa Panggungharjo[/caption] Konsep yang diterapkan sederhana, dengan membangun budaya sadar sampah, bahwa produsen sampah adalah penanggungjawab penuh terhadap penanganan sampah, contoh hal kita membeli minuman kemasan, kita sebagai produsen sampah botol minuman lalu membuang sampah dan dipilah berdasarkan jenisnya yang kemudian petugas sampah mengambil dan kemudian di pilah di TPA Bumdes Lestari. Jika hal ini belum bisa dilakukan oleh produsen sampah dan membuangnya sembarangan, Kepala Desa menyebutnya dengan orang yang " Sakit Jiwa ". Inovasi inilah yang akan coba diterapkan di Kalisari, mengingat penggalian masalah pada saat RPJMDes lebih banyak bicara masalah sampah yang harus dan segera ditangani. Dengan visi misi Kepala Desa Kalisari, hal ini sejalan dengan program yang nanti akan dibuat Taman Edukasi ( Museum Tahu, Dapur Tahu dan Laboratorium Tahu ) yang akan ditempatkan di komplek lapangan. Di lokasi yang sama juga akan dibangun Sport Center ( Lap. Basket, Voli dan Takro ) sehingga akan dapat menarik perhatian warga sekitar juga wisatawan. Semua tidak akan berhasil, walaupun dengan dana yang banyak dan promosi yang gencar, mustahil akan berhasil jika partisipasi masyarakat untuk ikut mambangun, mengawasi dan menjaga tidak diwujudkan. Maka dari itu, mari bersinergi dengan pemerintah desa untuk mewujudkan Desa Kalisari yang memberdayakan warga dan memanfaatkan potensi yang ada.